Proses evakuasi berlangsung dramatis, di mana petugas gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Lanal, dibantu relawan, harus berjalan sekitar 300 meter menyusuri air untuk mencapai mayat tersebut. Mayat itu harus ditarik menggunakan tali untuk dievakuasi ke pinggir muara. Setelah itu, petugas langsung memasukkan jasad itu ke dalam kantung jenazah yang disediakan.
Kepala Desa Mundu Pesisir, Khaerun, mengatakan bahwa awalnya dia dihubungi oleh petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sedang melakukan survei lokasi tanah untuk persiapan dok kapal. Setelah dipastikan bahwa yang ditemukan itu adalah mayat, dia langsung menuju lokasi.
“Sebelumnya, mayat tersebut dikira boneka,” ujar Khaerun saat diwawancarai media, pada hari Selasa (20/2/2024).
Laporan itu, katanya, diterima pada pukul 16.30 WIB. Selanjutnya, Khaerun melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak-pihak terkait, di mana di lokasi kejadian sudah ada petugas dari TNI Angkatan Laut.
“Warga setempat tidak mengenali mayat tersebut karena wajahnya sudah bengkak dan tidak memiliki rambut alias botak.”
Meskipun tidak ada tanda-tanda kekerasan pada fisiknya, namun pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab kematian dengan lebih jelas. Mayat itu kini telah dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Kota Cirebon, untuk dilakukan otopsi dan identifikasi lebih lanjut.