MAJALENGKA, PILARadio – Belasan kepala desa di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Senin siang mendatangi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Jatitujuh untuk meminta kebijakan terkait banyaknya warga yang hendak bersekolah tetapi tidak lolos seleksi, padahal lokasi sekolah tersebut berada dalam satu area.
Para kepala desa se-Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mendatangi sekolah tersebut pada Senin siang untuk meminta kebijakan terkait Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB).
SMAN 1 Jatitujuh diduga melakukan kecurangan dalam proses penerimaan siswa baru atau SPMB. Pasalnya, siswa baru yang diterima di sekolah tersebut kebanyakan berasal dari luar kecamatan, sementara warga di sekitar area sekolah justru tidak lolos seleksi.
Penerimaan peserta didik baru di SMAN 1 Jatitujuh yang lolos seleksi didominasi oleh siswa dari luar kecamatan. Hal ini memicu aksi protes dari 15 kepala desa se-Kecamatan Jatitujuh. Bahkan, dalam audiensi antara para kepala desa dan pihak sekolah, situasi sempat memanas saat kepala sekolah menjelaskan aturan SPMB.
“Para kepala desa ini membantu para masyarakatnya untuk dapat bersekolah di SMAN 1 Jatitujuh yang kabarnya sangat sulit sekali untuk bisa masuk sekolah dan akhirnya kita berkumpul untuk datang kesini buat klarifikasi dengan kepala sekolahnya sebenarnya penerimaan siswa sekitar 435 siswa dan kalo Cuma 30% hanya 155 siswa masih sih ga bisa kan” Ujar Kepala Desa, Kibagus Wardilah
Sementara itu, para kepala desa berharap pihak sekolah harus memprioritaskan peserta didik baru yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah, bukan dari luar area. Pihak sekolah pun menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi terkait tuntutan para kepala desa tersebut dalam waktu secepatnya.