PILARadio.com – Ketua Tim Nasional Kebaya Indonesia, Lana T. Koentjoro, menyatakan bahwa penyerahan salinan sertifikat penetapan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO merupakan wujud kolaborasi berbagai pihak dalam melestarikan kebaya sebagai identitas budaya Indonesia. Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen komunitas pengusul kebaya serta perjuangan panjang yang telah dilakukan.
Lana berharap sinergi yang telah terbangun dapat terus diperkuat agar pelestarian kebaya berlangsung konsisten dan menyeluruh di masa mendatang. Ia menegaskan bahwa pengakuan UNESCO bukanlah akhir, melainkan langkah awal untuk memperluas keterlibatan generasi muda dan mempromosikan kebaya ke tingkat internasional agar tetap relevan.
Di sisi lain, Miranti Serad Ginanjar, Editor Kepala buku “Kebaya Keanggunan yang Diwariskan”, menjelaskan bahwa penerbitan buku tersebut menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan penghargaan global terhadap kebaya sebagai living heritage. Ia meyakini bahwa diplomasi budaya melalui karya tersebut dapat membuka ruang apresiasi lebih luas terhadap nilai estetika, tradisi, dan kreativitas perempuan Indonesia.
Lana menambahkan bahwa dengan semakin terbukanya akses pembaca global, peluang kolaborasi antara desainer, perajin kebaya, dan pelaku UMKM akan semakin besar.
Prosesi penyerahan sertifikat berlangsung pada Selasa, 2 November, di Museum Nasional Indonesia. Dalam acara tersebut, Kementerian Luar Negeri menyerahkan sertifikat kepada Kementerian Kebudayaan untuk diteruskan kepada pemerintah daerah dan komunitas pengusul.
Tim Nasional Kebaya Indonesia dengan pembina Putri Kus Wisnu Wardani, Lestari Moerdijat, dan Kartini Sjahrir terdiri dari berbagai komunitas, seperti Perempuan Indonesia Maju, Pertiwi Indonesia, Citra Kartini Indonesia, Kebaya Foundation, Perempuan Berkebaya Indonesia, hingga Rampak Sarinah.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Kebudayaan juga menerima sertifikat UNESCO untuk dua elemen budaya lainnya, yaitu Kolintang dan Reog Ponorogo. Acara tersebut turut dihadiri perwakilan negara-negara ASEAN dan Afrika, akademisi, pegiat budaya, serta mitra diplomasi internasional.
Penetapan ini merupakan hasil sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Asunción, Paraguay, pada 3–5 Desember 2024. Khusus untuk kebaya, penetapan dilakukan melalui nominasi multinasional bersama Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti, menegaskan bahwa pengakuan UNESCO ini membuktikan bahwa budaya Indonesia memiliki nilai yang diakui dunia. Ia menekankan pentingnya menjaga tradisi tersebut agar tetap hidup dan bermakna bagi masyarakat.
Sumber : www.voi.id


















