Dari lahan seluas empat ribu meter persegi yang dikelolanya bersama, mereka hanya memanen dua puluh lima kilogram cabai. Dalam keadaan normal, Juharno dan teman-temannya biasanya bisa menghasilkan hingga lebih dari empat kuintal per seribu meter persegi sekali panen.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman cabai tidak memiliki daun dan cabainya menghitam karena pembusukan. Dengan kondisi tersebut, hasil panen cabai yang baru dipanen beberapa hari yang lalu tidak dijual ke tengkulak. Pasalnya, hasil panen kali ini hanya untuk konsumsi keluarganya saja.
Juharno merasa heran dengan tingginya harga cabai di pasaran saat ini, karena petani seperti dirinya tidak menikmati keuntungan dari harga cabai yang tinggi tersebut.
Dengan hasil panen yang buruk dan tidak bisa menjualnya ke pasar secara langsung, mereka berencana untuk mengganti tanaman cabai dengan tanaman lainnya.