PILARadio.com – Ilmuwan baru-baru ini menemukan spesies tikus raksasa yang disebut tikus wol subalpin di Gunung Wilhelm, Papua Nugini. Tikus ini memiliki panjang mencapai 85 cm termasuk ekor, dengan berat sekitar 4 kilogram, sehingga ukurannya hampir sebesar kucing domestik. Hewan berbulu tebal ini aktif di malam hari dan sering memanjat pohon, kemudian bersembunyi di liang bawah tanah atau tajuk pohon saat siang hari. Penemuan ini penting karena tikus wol subalpin termasuk hewan pengerat terbesar yang hidup di dataran tinggi pegunungan tropis.
Penemuan tersebut dilakukan oleh František Vejmělka, seorang ilmuwan dari Republik Ceko yang bekerja sama dengan suku-suku lokal di Papua Nugini selama enam bulan. Ia berhasil merekam video dan mengambil foto tikus ini di habitat aslinya untuk pertama kalinya setelah 30 tahun spesies tersebut tidak terdokumentasi secara visual. Sebelumnya, tikus wol subalpin hanya diketahui dari beberapa spesimen museum dan belum pernah difoto dalam kondisi hidup di alam bebas.
Tikus wol subalpin dikenal sebagai hewan nokturnal yang sulit ditangkap dan menjalani kehidupan tersembunyi di daerah terpencil dengan hutan pegunungan dan padang rumput berkabut pada ketinggian sekitar 3.700 meter. Hewan ini memakan tanaman dan memiliki gigi seri yang tajam, bulu tebal, serta cakar sepanjang 8 cm yang membantunya beraktivitas di lingkungan alam yang keras dan sulit. Penelitian ini memperluas pemahaman tentang keanekaragaman hayati di pegunungan tropis yang selama ini masih minim eksplorasi.
Meskipun ukurannya besar, tikus wol subalpin bukanlah tikus terbesar di dunia. Tikus berkantung Gambia merupakan tikus dengan panjang terbesar, mencapai 90 cm, sedangkan tikus raksasa Malagasi di Madagaskar bisa tumbuh hingga sekitar 60 cm. Spesies tikus raksasa ini tergolong unik dan telah berdiversifikasi selama jutaan tahun di habitat-habitat khusus tanpa banyak mamalia pesaing, sehingga mereka memiliki bentuk dan ukuran yang luar biasa.
Hewan pengerat raksasa yang pernah hidup, seperti Josephoartigasia monesi dan Phoberomys pattersoni, kini telah punah karena perubahan iklim dan perburuan oleh manusia. Penemuan tikus wol subalpin ini memberi wawasan baru tentang fauna megafauna yang masih bertahan di daerah-daerah terpencil dan membantu melindungi keanekaragaman hayati yang sangat berharga di dunia.