CIREBON, PILARadio – Usia yg ke 15 ini, Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) mengukuhkan 42 lulusannya Sarjana Kedokteran menjadi dokter muda profesional. UGJ menjadi bagian penting dari sebuah entitas dalam rangka ikut mensehatkan bangsa.
Beberapa kali ujian kami lulusannya 100 persen. Dimana beberapa FK yg lain, gelombang 1 saja sudah 70.
Ketua Yayasan UGJ, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si. berpesan kepada mereka untuk dapat mengimplementasikan apa yang didapat selama belajar di Universitas.
“Diluar sana anda akan diuji, akan harus membuktikan diri bahwa anda dokter profesional. Dikelas anda pintar, belum tentu di masyarakat di elu elukan masyarakat” ungkapnya melalui sambutan.
Ia berpesan untuk menjaga nama baik kampus dan tidak melupakan pengorbanan orang tua saat berjuang demi apa yang dicita-citakan yaitu menjadi dokter profesional. Dikatakannya, biaya yang dikeluarkan untuk menjadi dokter profesional tidaklah murah.
“Saya tau persis, ada yg jual sawah, jual rumah, jual sapi, jual mobil. Semua itu tentu dilakukan dengan ikhlas demi ananda putra putri tercinta meraih seorang dokter profesional. Dulu saya tidak punya duit cash, saya cuma satu rumah, saya jual untuk kuliah disini. Dan akhirnya bisa seperti ini. Meskipun istri saya menangis, dilalahnya pada saat harus bayar” kata sebelum menutup sambutan.
Untuk itu, ia menegaskan kepada para dokter muda yang baru disumpah untuk bersyukur dan menghormati orang tua. Lantaran, tidak semua anak sebayanya mendapatkan kesempatan serupa.
Sementara itu, Rektor UGJ Cirebon, Prof. Dr. H. Achmad Faqih, S.P., M.M.. menuturkan, Sumpah dokter, ini merupakan sumpah dokter ke 25, dimana selama ini telah menyumpah 516 dokter baru untuk mengabdi di Indonesia.
Dengan dilantiknya mereka, kiprah UGJ khususnya bidang kesehatan sudah membantu masyarakat terutama d bidang kesehatan dalam mencapai target program pemerintah. Salah satunya dalam menangani stunting, kemiskinan Extreme serta mengatasi kaitannya penyakit yang mewabah di masyarakat.
“Agar lebih peduli terhadap masyarakat miskin yang perlu dibantu dilayani kesehatan. Harapan kami itu yakni pendampingan layanan kesehatan terhadap masyarakat kurang beruntung” tutup rektor, Selasa (06/02/2024).