PILARadio.com – Seorang peretas alias hacker ransomware yang berhasil meretas Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) meminta maaf secara terbuka kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia atas dampak yang ditimbulkan. Dalam unggahan dari akun @stealthmole_int pada Selasa (2/7/2024), peretas tersebut menegaskan bahwa pada Rabu mendatang, mereka akan melepaskan semua data secara gratis. Mereka juga menyampaikan harapannya agar serangan ini membangun kesadaran akan pentingnya industri keamanan data dan perlunya keahlian yang kompeten di bidang ini.
Menanggapi insiden tersebut, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto, menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan langkah-langkah pengamanan di PDN dengan melakukan back-up data secara berlapis. Hal ini sebagai tindak lanjut atas serangan ransomware yang mengakibatkan penguncian data di ratusan kementerian dan lembaga pemerintah.
Organisasi SAFEnet, yang telah menginisiasi petisi melalui platform change.org sejak 26 Juni 2024, mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Budi Arie Setiadi, untuk mundur. Mereka menilai Budi gagal melindungi data pribadi masyarakat, yang seharusnya menjadi tanggung jawab utamanya. Petisi tersebut juga mencatat ketidaktransparan Budi Arie dalam menginformasikan publik terkait serangan siber yang berlangsung selama tiga hari ke PDN.
Lebih lanjut, serangan terhadap PDN tidak hanya menimbulkan kekhawatiran akan keamanan data pribadi, tetapi juga dampaknya yang merugikan layanan publik secara keseluruhan. SAFEnet mencatat bahwa serangan keamanan ini bukan yang pertama kali terjadi, dengan sudah tercatat 113 kasus kebocoran data pribadi selama dua tahun terakhir, termasuk 36 kasus pada tahun 2022 dan 77 kasus pada tahun 2023.