PILARadio.com – Menpora, Dito Ariotedjo menyampaikan bahwa pihaknya telah mendata sekitar 300 atlet diaspora potensial yang tersebar di berbagai cabang olahraga, kecuali sepakbola. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI bersama PSSI, yang membahas proses naturalisasi tiga pemain, yaitu Kevin Diks, Estella Loupattij, dan Noa Leatom.
Menurut Dito, sejak pertengahan 2023, Kemenpora telah membuka divisi khusus untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan data atlet diaspora yang memiliki darah Indonesia. Divisi ini melakukan riset dan scouting atlet-atlet berbakat di berbagai cabang olahraga. Data tersebut kemudian diserahkan kepada federasi terkait jika terdapat kebutuhan atlet naturalisasi.
Dito mencontohkan cabang olahraga basket, yang telah memiliki sejumlah atlet naturalisasi seperti Jamarr Johnson, Marquez Bolden, dan Lester Prosper. Ia menekankan bahwa upaya Kemenpora difokuskan pada atlet diaspora yang benar-benar memiliki darah Indonesia, termasuk cabang atletik, akuatik, gimnastik, dan beberapa cabang lainnya.
Selain upaya mencari atlet diaspora, Dito menegaskan Kemenpora tetap memprioritaskan pembinaan jangka panjang untuk atlet-atlet asli Indonesia. Ia memberikan contoh program pembinaan di sepakbola untuk kelompok usia U-17, U-20, dan U-23, yang hampir seluruhnya diisi pemain binaan lokal. Meski ada satu atau dua pemain naturalisasi di kelompok usia U-20 dan U-23, Dito menyaksikan langsung bagaimana pelatih seperti Coach Indra Sjafri dan Coach Nova Arianto melakukan scouting hingga ke daerah pelosok untuk mencari talenta lokal.
Dito juga menyebutkan proses seleksi yang ketat, termasuk seleksi di Bali yang menarik ribuan peserta. Hal ini, katanya, menunjukkan bahwa kebijakan PSSI dalam naturalisasi pemain didasarkan pada kebutuhan, riset, dan berbagai sudut pandang pakar. Selain itu, upaya pembinaan atlet juga dilengkapi dengan kejuaraan di tingkat daerah dan kelompok umur junior.
Kemenpora, lanjut Dito, saat ini tengah menyiapkan fasilitas pembinaan di Cibubur untuk sembilan cabang olahraga, termasuk sepakbola, dengan standar internasional. Ada pula fasilitas untuk atletik di Pangalengan yang baru diresmikan, dan fasilitas pelatihan sepakbola di IKN yang tinggal menunggu peresmian oleh Presiden dan presiden FIFA. Ke depannya, Dito menambahkan, beberapa aset lain untuk pembinaan atlet junior dan senior akan dibangun untuk mendukung perkembangan olahraga nasional.