PILARadio.com – Seorang pria berusia 60 tahun di Amerika Serikat dilaporkan mengalami keracunan bromida (bromism) setelah mengikuti saran diet dari ChatGPT, chatbot AI buatan OpenAI. Kasus ini dipublikasikan dalam jurnal medis bergengsi, Annals of Internal Medicine, dan dilansir oleh The Guardian pada 12 Agustus 2025.
Kejadian bermula saat pria tersebut ingin menghilangkan konsumsi garam meja (sodium chloride) sepenuhnya dari pola makan, karena khawatir dengan dampak buruk natrium berlebih. Ia kemudian bertanya kepada ChatGPT untuk mendapatkan pengganti garam. AI tersebut menyarankan sodium bromide, senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pembersih industri dan bukan untuk konsumsi manusia.
Setelah tiga bulan menjalani diet tersebut, pria itu mengalami gejala serius, termasuk:
- Jerawat di wajah
- Bintik merah di kulit (cherry angiomas)
- Kelelahan
- Insomnia
- Haus berlebihan
- Gangguan koordinasi
- Paranoia hingga halusinasi
Ia bahkan sempat menuduh tetangganya meracuni dirinya sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam pengawasan psikiatri darurat.
Menurut laporan dari TechSpot (11/8), dokter mendiagnosis pasien mengalami keracunan bromida kronis, kondisi langka yang pernah umum digunakan dalam obat penenang dan tidur hingga akhirnya dilarang di AS sejak 1975 karena risiko penumpukan racun.
Tim medis menduga pria ini menggunakan model lama ChatGPT, seperti versi 3.5 atau 4.0. Ketika percakapan direplikasi dengan model 3.5, ChatGPT memang menyarankan sodium bromide tanpa memberikan peringatan medis, berbeda dengan respons yang seharusnya diberikan oleh profesional kesehatan.