PILARadio.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, mengungkapkan bahwa terdapat tiga zona megathrust di Indonesia yang berpotensi memicu gempa besar, yakni di Mentawai, Selat Sunda, dan Sumba.
Ketiga wilayah tersebut diketahui belum mengalami gempa kuat selama ratusan tahun, sehingga diduga tengah terjadi akumulasi energi tektonik di bawah permukaan bumi.
Pernyataan ini disampaikan Teuku Faisal dalam rapat bersama Tim Pengawas Penanganan Bencana DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Rabu (5 November 2025).
Indonesia Rawan Gempa karena Pertemuan Lempeng Dunia
Menurut Teuku, Indonesia termasuk negara rawan bencana alam karena memiliki kondisi geografis, geologis, dan klimatologis yang kompleks.
Wilayah Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng aktif utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik, yang sering menyebabkan tumbukan antarlempeng di bawah permukaan bumi.
“Akibat tumbukan lempeng ini, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust. Dari jumlah tersebut, segmen nomor 4 di Mentawai, nomor 7 di Selat Sunda, dan nomor 10 di Sumba termasuk zona sumber gempa aktif yang belum melepaskan energi besar selama puluhan hingga ratusan tahun,”
ujar Teuku Faisal Fathani, Kepala BMKG.
Tiga Zona Megathrust Berpotensi Gempa Besar Sewaktu-waktu
Lebih lanjut, Teuku menjelaskan bahwa proses akumulasi energi tektonik di ketiga wilayah itu terus berlangsung. Kondisi ini membuat kemungkinan terjadinya gempa besar di Mentawai, Selat Sunda, dan Sumba bisa saja terjadi kapan pun tanpa bisa diprediksi secara pasti.
“Diduga kuat saat ini tengah terjadi proses akumulasi energi tektonik yang dapat merilis gempa besar sewaktu-waktu,”
imbuhnya.
BMKG pun terus memantau aktivitas seismik di wilayah-wilayah tersebut dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa megathrust di Indonesia.
Sumber : www.kompas.com


















