CIREBON, PILARadio – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon menggelar ajang West Java Tourism Exchange (WJTE) ketiga sebagai upaya memperkuat promosi sekaligus penjualan produk-produk unggulan daerah yang berkaitan dengan sektor pariwisata dan budaya.
Dalam kegiatan yang digelar pada pagi hari tersebut, berbagai potensi Kabupaten Cirebon ditawarkan kepada peserta maupun calon pembeli, mulai dari wisata religi, wisata alam, hingga ragam kuliner khas yang didukung oleh produk UMKM lokal. Seluruh produk yang dipamerkan merupakan hasil asli masyarakat Cirebon.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Hj. Muhyidin, yang dianggap sebagai bentuk dukungan nyata terhadap geliat pariwisata, UMKM, dan budaya di tengah kondisi efisiensi anggaran. Meski menghadapi tantangan, para pelaku wisata, pelaku UMKM, dan pelestari budaya disebut tetap bersemangat untuk menjaga ketahanan ekonomi daerah.
“Alhamdulillah, geliat ekonomi masih terjaga melalui bisnis wisata, UMKM, dan budaya. Tiga tahun terakhir, jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Cirebon terus mengalami peningkatan,” ungkapnya.
Berdasarkan data kinerja, sejak 2022 tren kunjungan wisata menunjukkan kenaikan signifikan. Pada 2023 terjadi pertumbuhan sebesar 20 persen, sementara pada 2024 peningkatan mencapai sekitar 25 persen. Dinas optimistis hingga akhir 2025 target kunjungan wisata dapat kembali terlampaui.
Wisata religi menjadi salah satu daya tarik utama. Sejumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia, Singapura, hingga Tiongkok, banyak berkunjung ke destinasi seperti Makam Sunan Gunung Jati. Sementara itu, wisatawan domestik pun cukup dominan, dengan data kunjungan berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Sumatra. Meski demikian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengakui promosi yang dilakukan masih perlu dioptimalkan.
Sebagai strategi pengembangan, pada tahun 2025 Kabupaten Cirebon menambah 30 desa wisata baru, sehingga total mencapai 60 desa yang ditetapkan melalui SK Bupati. Rencananya, desa-desa wisata tersebut akan dilaunching sekaligus dikukuhkan pada bulan September 2025.
“Tujuan pengembangan desa wisata bukan hanya untuk menarik kunjungan wisatawan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat desa dalam menjaga kebersihan, kenyamanan, dan ketertiban. Dengan begitu, desa wisata dapat menjadi wajah Cirebon yang ramah bagi wisatawan,” jelasnya.
Melalui ajang WJTE 2025, Pemerintah Kabupaten Cirebon berharap terjalin pola kerja sama antara penjual dan pembeli (seller and buyer) sehingga dapat menghasilkan paket-paket wisata baru yang mampu memperkuat posisi Cirebon sebagai destinasi unggulan di Jawa Barat.