CIREBON, PILARadio – Program Makan Bergizi Gratis di Cirebon, Jawa Barat, Senin siang, terus didorong untuk dievaluasi, khususnya terkait pengelolaan limbah dari dapur MBG. Kolaborasi lintas sektoral diperlukan agar keberhasilan program MBG dapat terwujud tanpa menimbulkan bencana ekologis maupun sosial ekonomi di masa depan.
Program Makan Bergizi Gratis yang digulirkan pemerintah merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung peningkatan gizi anak bangsa, khususnya bagi pelajar di wilayah Cirebon.
Namun, di sisi lain, permasalahan limbah yang dihasilkan dapur MBG menjadi perhatian dan perlu dilakukan evaluasi oleh pemerintah maupun Badan Gizi Nasional.
Pusat Studi Agama Lingkungan dan Sosial ISIF Cirebon menyebut sisa bahan makanan maupun limbah cair B12 dalam jumlah banyak dari dapur MBG dapat berdampak terhadap lingkungan maupun kesehatan. Limbah MBG didorong untuk dapat dikelola agar menjadi limbah yang ramah lingkungan.
“Limbah dapur MBG menjadi sorotan dan perlu dievaluasi oleh pemerintah dan Badan Gizi Nasional. Menurut Pusat Studi Agama Lingkungan dan Sosial ISIF Cirebon, sisa makanan dan limbah cair B12 dari dapur MBG berpotensi merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan. Pengelolaan limbah ramah lingkungan pun didorong” Ujar Direktur Pusat Studi Agama Lingkungan dan Sosial ISIF Cirebon, Abdul Malik.
Limbah MBG dapat dikelola menjadi pakan ternak dan lainnya, sehingga limbah tersebut bermanfaat, menghasilkan ekosistem lingkungan yang baik, dan masyarakat juga dapat terbangkitkan ekonominya.
“Limbah MBG dapat diolah menjadi pakan ternak dan dimanfaatkan untuk mendukung ekosistem serta meningkatkan ekonomi masyarakat.” Ujar Konsultan Peternakan, Rona Ayudya
Melalui evaluasi dan kolaborasi yang tepat, program MBG diharapkan dapat terus berjalan optimal, memberikan manfaat kesehatan tanpa meninggalkan jejak negatif bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar.






















