MAJALENGKA, PILARadio – Bulan suci Ramadhan selalu membawa berkah bagi para pedagang makanan dan minuman. Salah satu yang paling dicari adalah kolang-kaling. Buah kenyal dan menyegarkan ini menjadi primadona takjil di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Majalengka.
Kolang-kaling, buah dari pohon aren, memiliki tekstur kenyal dan rasa yang manis alami. Selain menyegarkan, kolang-kaling juga kaya akan serat dan nutrisi yang baik untuk tubuh. Tak heran jika buah ini menjadi favorit untuk berbuka puasa setiap sore.
Setiap Ramadhan, penjual kolang-kaling yang berada di pinggir jalan provinsi jalur Kabupaten Majalengka dan Kuningan, Jawa Barat, tepatnya di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, selalu laris manis. Kenaikan omsetnya pun tidak tanggung-tanggung, hingga mencapai dua kali lipat.
Permintaan kolang-kaling yang tinggi selama bulan Ramadhan membuat harga buah ini sedikit naik. Hari-hari biasa sebelum Ramadhan, harganya hanya 7 ribu rupiah per kilogram, kini pada bulan Ramadhan mencapai 13 ribu rupiah. Namun, hal itu tidak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli kolang-kaling.
“Ini persiapan untuk buat buka puasa untuk dibikin kolak, manisan apalagi kalau dicampur sama labu. Hampir setiap bulan puasa selalu beli ini dan daerah ini juga sudah terkenal enak kolang kalingnya. Untuk harganya cukup murah disekitaran 12rb perkilo” Ujar Pembeli, Iman Sudirman
Didin, salah satu penjual kolang-kaling ini, biasanya hanya mampu menjual kolang-kaling sekitar 20 sampai 30 kilogram per harinya. Sejak memasuki bulan Ramadhan, dirinya per hari mampu menjual 100 kilogram hingga 140 kilogram kolang-kaling.
Dengan rasanya yang enak dan manfaatnya yang banyak, kolang-kaling memang layak menjadi primadona takjil Ramadhan. Buah ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga membawa berkah bagi para pedagang dan peminatnya.
“Dibulan puasa ini biasa perhari habis 1-2 kwintal. Untuk harganya sendiri disekitaran 10-12rb saja” Ujar penjual kolang-kaling, Didin.
Ramadhan menjadi momen yang dinantikan para produsen kolang-kaling di Desa Girimulya. Para pedagang di desa tersebut mengaku omsetnya naik drastis selama bulan suci Ramadhan.