CIREBON, PILARadio – Pasca kericuhan dan diwarnai pemukulan di Alun-Alun Sangkala Buana Keraton Kasepuhan Kota Cirebon, Jawa Barat, Heru Rusamsi, salah seorang yang mengklaim dirinya pemilik hak atas tahta Sultan di Keraton Kasultanan Kasepuhan Cirebon dengan gelar Sultan Sepuh Jaenudin II Ariantareja, membuat laporan atas insiden yang dialami pengikutnya yang mendapatkan kekerasan dalam kericuhan tersebut.
Dalam insiden tersebut, ada beberapa pengikutnya yang mengalami kekerasan dengan luka memar. Namun, ia tidak bisa memastikan siapa saja pelaku yang melakukan kekerasan tersebut. Meski demikian, ia memiliki bukti-bukti video dari insiden pada Rabu siang.
Heru pun berharap pemerintah hadir melakukan diskusi untuk meredam konflik dengan mempertemukannya dengan pihak keraton dan Raharjo Djali. Karena sejak tahun 2020, Heru keberatan jika dicap sebagai perebut tahta keraton, padahal niatnya adalah mengembalikan hak waris yang seharusnya menjadi miliknya. Bahkan, legalitasnya sebagai sultan pun siap dibuktikan secara terbuka.
“Sebetulnya kita ga tau siapa-siapa pelakunya dan juga tidak kenal tapi dari beberapa video dari Masyarakat kita serahkan ke penyidik. Ada korban sekitar 4-5 Orang” Ujar Pangeran Heru Rusyamsi Selaku Sultan Sepuh Jaenudin Ii Arianatareja.
Heru pun kecewa dengan adanya keributan yang mengakibatkan lima utusannya terluka menjadi bulan-bulanan oknum warga. Padahal, dua puluh orang utusannya berniat melakukan diskusi dengan Laskar Macan Ali yang menjadi pengengah konflik keraton ini. Heru bersama sejumlah utusannya melaporkan peristiwa pemukulan atau penganiayaan yang dilakukan oknum warga tersebut ke Polres Cirebon Kota.