PILARadio.com – Tunggal putra Indonesia mencatatkan sejarah buruk di Olimpiade Paris 2024, di mana untuk pertama kalinya tidak ada wakil tim Merah Putih yang berhasil melaju ke babak gugur. Ini merupakan momen kelam dalam sejarah olahraga bulu tangkis Indonesia, mengingat sepanjang sejarah partisipasi di Olimpiade sejak 1992, Indonesia selalu memiliki wakil di babak 16 besar sektor tunggal putra.
Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie gagal melanjutkan tradisi ini setelah hanya mampu menjadi runner-up di grup masing-masing. Jonatan, yang berkompetisi di Grup L, harus gugur setelah kalah dari wakil India, Lakhsya Sen, dengan skor 18-21, 12-21. Sementara itu, Ginting yang berada di Grup H, juga harus angkat koper lebih awal setelah dikalahkan oleh pemain tuan rumah, Toma Junior Popov, dengan skor 19-21, 21-17, 15-21.
Sejarah mencatat bahwa Indonesia selalu memiliki perwakilan di babak 16 besar sektor tunggal putra dalam ajang Olimpiade. Mulai dari Alan Budi Kusuma, Ardy Wiranata, dan Hermawan Susanto di Barcelona 1992, hingga Jonatan Christie dan Anthony Ginting yang tampil di Tokyo 2020. Nama-nama besar lainnya seperti Taufik Hidayat, Hendrawan, dan Sony Dwi Kuncoro juga pernah menjaga tradisi tersebut.
Namun, kegagalan Ginting dan Jonatan di Paris 2024 ini menandai penurunan prestasi signifikan bagi tim tunggal putra Indonesia di ajang empat tahunan tersebut. Padahal, selama tiga dekade lebih, Indonesia selalu menjadi kekuatan yang diperhitungkan di sektor ini. Kini, kegagalan mereka tercatat dalam sejarah sebagai momen terburuk bagi bulu tangkis Indonesia di sektor tunggal putra.