PILARadio.com – Baru-baru ini, jagad maya heboh dengan fenomena awan ‘Tsunami’ yang muncul di Indonesia. Foto yang beredar menunjukkan awan ini berbentuk mirip ombak besar yang seolah akan menerjang pantai. Awan tersebut, yang sebenarnya dikenal sebagai awan Arcus, tampak cekung dengan bagian atasnya berwarna putih dan bagian bawahnya gelap.
Menanggapi fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa awan Arcus biasanya muncul selama musim peralihan dari kemarau ke hujan, khususnya antara September hingga Februari. Awan ini sering terlihat pada musim pancaroba (September-November) dan musim hujan (Desember-Februari). Awan Arcus memiliki bentuk menyerupai gelombang tsunami, tetapi tidak ada kaitannya dengan bencana alam seperti gempa bumi atau tsunami.
BMKG menyebut bahwa awan Arcus terbentuk akibat ketidakstabilan atmosfer, di mana massa udara hangat dan lembab bertemu dengan udara dingin, menciptakan bentuk gulungan yang dramatis. Awan ini dapat terlihat sebagai gulungan panjang secara horizontal yang terpisah dari awan induk atau sebagai papan panjang yang bersatu dengan dasar awan Cumulonimbus.
Ina Juaeni dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menambahkan bahwa awan Arcus adalah tipe awan cumuliform yang terbentuk pada ketinggian rendah, sekitar 1,9 km dari permukaan. Awan ini seringkali menjadi indikator adanya hujan badai atau angin kencang yang akan datang. Meskipun penampilannya menakjubkan, awan Arcus, baik dalam bentuk gulungan maupun datar, merupakan tanda bahwa cuaca ekstrem mungkin segera tiba.
Awan Arcus bisa muncul di berbagai wilayah, tidak hanya di sepanjang pantai, dan meskipun jarang, bentuk gulungan lebih dramatis dibandingkan bentuk datar yang lebih sering ditemukan. Memahami dan mengenali fenomena ini penting untuk mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
BMKG menegaskan bahwa meskipun awan ini mirip gelombang tsunami, tidak ada hubungannya dengan gempa bumi atau tsunami.