PILARadio.com – Militer Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak pada Kamis (24/7/2025) setelah ketegangan di perbatasan kedua negara meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Insiden terjadi di sekitar kawasan Candi Prasat Ta Muen Thom, yang berada di wilayah perbatasan antara Provinsi Surin (Thailand) dan Oddar Meanchey (Kamboja). Ketegangan memuncak ketika Thailand mengerahkan enam jet tempur F-16 untuk menyerang beberapa titik di wilayah Kamboja. Sebagai balasan, Kamboja menembakkan roket BM-21 Grad ke arah Provinsi Sisaket.
Akibat bentrokan tersebut, Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan sedikitnya 12 orang tewas, termasuk satu warga sipil. Selain itu, 31 orang lainnya mengalami luka-luka, terdiri atas 24 warga sipil dan 7 personel militer. Bentrokan bersenjata ini memicu kecaman dari berbagai pihak dan menjadi sorotan komunitas internasional yang mendesak dihentikannya konflik sebelum jatuh lebih banyak korban.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya konflik. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN, ia menyampaikan imbauan langsung kepada pemimpin Thailand dan Kamboja untuk segera melakukan gencatan senjata dan membuka ruang dialog damai. Anwar juga menegaskan kesiapan Malaysia untuk memfasilitasi proses perdamaian dengan semangat persatuan ASEAN.
Negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Perancis turut menyuarakan keprihatinan. Amerika Serikat menyerukan penghentian permusuhan dan perlindungan terhadap warga sipil, sementara Tiongkok berharap kedua negara menyelesaikan konflik melalui dialog damai dan menyatakan siap memainkan peran konstruktif. Perancis melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk kekerasan dan meminta agar perbedaan diselesaikan sesuai hukum internasional.
PBB dan Uni Eropa juga menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Sekretaris Jenderal PBB menyatakan mengikuti situasi dengan penuh keprihatinan dan mendorong solusi diplomatik jangka panjang. Uni Eropa menambahkan, kedua negara sebaiknya menyelesaikan sengketa dengan cara damai dan sesuai Piagam PBB. Hingga kini, situasi di perbatasan masih memanas dan belum ada tanda-tanda gencatan senjata.