PILARadio.com – Sweater yang hangat umumnya terbuat dari bahan knit atau wol. Tapi berbeda dengan sweater dari Human Material Loop –sebuah perusahaan startup di Belanda yang mengembangkan teknologi mengubah rambut manusia menjadi bahan tekstil. Human Material Loop berharap bisa membuat gebrakan baru di industri fashion dengan memanfaatkan limbah rambut.
Mengutip The News International, perusahaan rintisan tersebut sudah berhasil membuat sweater berwarna coklat dan merah yang sudah muncul di pemotretan untuk promosi terbaru Human Material Loop di laman Instagram-nya. Sweater tersebut dipakai oleh model perempuan yang sebenarnya tampak seperti baju rajut biasa. Selain itu, mereka juga sudah membuat prototipe untuk coat, jumper dan blazer yang semuanya terbuat dari rambut manusia.
Menurut Human Material Loop, sebanyak 72 juta kilogram limbah rambut manusia juga berakhir di tempat pembuangan sampah di Eropa setiap tahunnya yang dianggap setara dengan berat 7 Menara Eiffel.
Sementara itu, co-Founder Human Material Loop sekaligus desainer pakaian tersebut, Zsofia Kollar, mengatakan bahwa ia sudah lama kagum dengan potensi rambut yang bisa dijadikan bahan tekstil bahkan menggantikan benang konvensional. Di samping itu, masalah limbah rambut yang tidak memiliki solusi ramah lingkungan menjadi kekhawatirannya,
Zsofia menjelaskan, penggunaan rambut sebagai tekstil tidak berbeda jauh dengan merajut sweater menggunakan bahan lain. Perusahaannya mengambil limbah rambut dari berbagai salon di Belanda, Belgia, Luksemburg. Kemudian, rambut yang sudah rusak dan tidak memiliki DNA itu dipintal menjadi satu dan diubah menjadi benang panjang agar menjadi gulungan kemudian diwarnai dengan pigmen murni.
Kendati demikian, semua desain karya Zsofia ini tidak untuk dijual, Tujuan utama Human Material Loop adalah untuk memasok bahan tekstil ramah lingkungan yang memanfaatkan rambut manusia bagi desainer dan merek fashion lain. Zsofia berharap, benang dari rambut manusia ini harganya harus bisa bersaing dengan wol setelah nantinya mencapai volume produksi yang lebih besar.