PILARadio.com – Sejumlah analis yang dikutip oleh Reuters memprediksi dominasi Google Search akan menurun drastis dalam lima tahun ke depan. Dari pangsa pasar yang saat ini mencapai 90 persen, Google diperkirakan hanya akan menguasai kurang dari 50 persen pasar pencarian global pada 2030. Prediksi ini muncul seiring pergeseran perilaku konsumen digital yang mulai beralih dari mesin pencari tradisional ke platform berbasis kecerdasan buatan seperti chatbot AI. Salah satu contohnya adalah ChatGPT, yang mencatat 365 miliar penelusuran tahunan hanya dalam dua tahun sejak diluncurkansebuah pencapaian yang membutuhkan waktu 11 tahun bagi Google untuk mencapainya.
Pertumbuhan cepat ChatGPT menunjukkan betapa pesatnya adopsi teknologi AI dalam ekosistem digital saat ini. Investor dan analis teknologi Mary Meeker menyebut perkembangan ini sebagai yang tercepat sepanjang sejarah industri digital, terutama di luar Amerika Serikat. Menurutnya, keberhasilan ChatGPT bukan hanya karena teknologinya canggih, tetapi karena dunia saat ini telah memiliki infrastruktur digital yang sangat matangdari akses internet global, penggunaan smartphone yang luas, hingga layanan cloud yang terintegrasi. Perbandingan antara ChatGPT dan Google, lanjut Meeker, bukan hanya soal produk, tetapi juga soal perbedaan lingkungan teknologi saat keduanya diluncurkan.
Meeker juga menyoroti percepatan adopsi teknologi secara umum dalam masyarakat. Dibandingkan dengan komputer yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk mencapai 50 persen penetrasi rumah tangga di AS, internet desktop hanya butuh 12 tahun, internet seluler enam tahun, dan teknologi AI diperkirakan hanya memerlukan tiga tahun untuk mencapai tingkat penetrasi yang sama. Akselerasi ini tidak hanya mencerminkan kecanggihan teknologi, tetapi juga kesiapan lingkungan globalbaik dalam hal pengguna, infrastruktur, maupun distribusi digitalyang memungkinkan adopsi dalam skala besar dan cepat.
Meski tantangan dari AI semakin nyata, Google tidak tinggal diam. Alphabet, induk perusahaan Google, menggelontorkan dana hingga US$ 75 miliar untuk pengembangan AI tahun ini, naik signifikan dari US$ 52,5 miliar tahun sebelumnya. Google memperkenalkan fitur-fitur AI baru dalam produknya, termasuk Google Search dengan “Mode AI” yang menyajikan jawaban langsung dari sistem AI, bukan sekadar daftar tautan web. Mereka juga mengenalkan Google Veo 3, alat AI yang dapat menghasilkan video dan audio realistis, serta meluncurkan Gemini aplikasi asisten AI yang kini telah digunakan lebih dari 400 juta pengguna aktif bulanan. Google bahkan menghadirkan paket langganan premium seperti AI Ultra Plan seharga US$ 249,99 per bulan.
CEO Google, Sundar Pichai, mengatakan bahwa kebangkitan AI tidak serta-merta menggantikan pencarian tradisional, tetapi justru memperluas cara orang mencari dan mengakses informasi. Menurutnya, ini bukan situasi zero-sum, melainkan evolusi dari sistem pencarian yang lebih dinamis. Tim Google Search juga melihat peluang besar untuk menciptakan iklan yang lebih relevan dan bermanfaat melalui integrasi AI. Dengan semua langkah ini, Google berupaya mempertahankan relevansi dan dominasinya di tengah perubahan besar dalam cara manusia mencari informasi di era kecerdasan buatan.