PILARadio.com – Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran di Teheran, Natanz, dan Tabriz. Target utama adalah infrastruktur strategis serta tokoh penting seperti pemimpin militer dan ilmuwan nuklir. Serangan ini disebut sebagai balasan atas dugaan Iran yang mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam tanpa pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Pasukan Pertahanan Israel mengonfirmasi operasi tersebut dilakukan dari jarak sekitar 1.560 km dari Yerusalem. Mereka menyasar lokasi-lokasi penting yang dianggap sebagai pusat pengembangan senjata nuklir Iran. Akibat serangan ini, sejumlah bangunan, termasuk pemukiman di sekitar fasilitas, rusak parah, dengan kepulan asap terlihat jelas di siaran televisi Iran.
Iran merespons dengan mengonfirmasi kematian dua jenderal tinggi: Panglima Pengawal Revolusi Hossein Salami dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri. Pemerintah Iran melalui Kementerian Luar Negeri dan Organisasi Energi Atom menyatakan telah membangun fasilitas nuklir ketiga yang diklaim berada di lokasi aman dan tidak dapat dijangkau musuh. Mereka menyebut langkah ini sebagai bagian dari hak mempertahankan diri.
Presiden Iran Mahmoud Pezeshkian menegaskan negaranya akan terus memperkaya uranium dan melanjutkan program nuklir demi mempertahankan kedaulatan dan kemandirian bangsa. Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melalui akun X resminya, menyebut serangan Israel sebagai kejahatan besar dan bersumpah akan memberikan hukuman berat. Ia juga mengecam Israel karena menyerang kawasan sipil.
Ketegangan antara kedua negara ini memunculkan kekhawatiran global. Selain meningkatkan risiko konflik berskala besar di Timur Tengah, situasi ini juga berpotensi mengguncang harga minyak dunia. Sejumlah analis bahkan memperingatkan, jika eskalasi tidak dihentikan, konflik ini bisa memicu ketidakstabilan geopolitik global dan membuka jalan menuju potensi perang dunia ketiga.