PILARadio.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta dunia internasional menyalurkan lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza dan mendesak Israel untuk membuka akses bantuan kemanusiaan karena kondisi di Gaza sangat memprihatinkan. “Warga Gaza di beberapa wilayah hanya bisa minum air limbah dan makan makanan ternak. Konflik antara Israel dan Hamas berdampak besar pada layanan kesehatan dan sanitasi di Gaza,” kata Direktur Regional Mediterania Timur WHO, Hanan Balkhy, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (5/6/2024).
Menurut Hanan Balkhy, anak-anak Gaza akan menghadapi masalah kesehatan jangka panjang karena mereka terpaksa makan makanan ternak dan bahkan rumput. Kondisi ini menunjukkan betapa parahnya krisis kemanusiaan di wilayah tersebut, yang sangat membutuhkan bantuan internasional.
Jumlah korban tewas di Jalur Gaza terus bertambah. Per 4 Juni 2024 malam, korban tewas tercatat 36.550 orang. Kementerian Kesehatan Gaza juga mencatat 82.959 orang terluka sejak 7 Oktober 2023. “Pasukan Israel membunuh 71 orang dan melukai 182 lainnya dalam tujuh ‘pembantaian’ terhadap keluarga di Gaza dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian tersebut. Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.
Aliran bantuan kemanusiaan sebagian besar masuk melalui perbatasan Kerem Shalom, sementara perbatasan Rafah ditutup sementara karena Israel mulai menggempur Kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Serangan Israel ini mengakibatkan jalanan dipenuhi puing-puing bangunan yang hancur, menghambat distribusi bantuan yang masuk.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum siap menghentikan perang di Gaza. Dia juga menampik usulan proposal gencatan senjata yang diajukan sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. “Saya belum siap menghentikan perang,” kata Netanyahu dalam sebuah pertemuan di Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Israel dua hari lalu. “Garis besar proposal yang diajukan Biden adalah parsial. Perang akan dihentikan dengan tujuan mengembalikan sandera, dan baru kita akan berdiskusi,” tambahnya.
WHO mengingatkan bahwa krisis ini berdampak besar pada layanan kesehatan dan sanitasi di Gaza, memperparah situasi kemanusiaan yang sudah kritis. Bantuan internasional sangat dibutuhkan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, dan obat-obatan bagi warga Gaza yang terjebak dalam konflik berkepanjangan ini.
Ketegangan antara Israel dan Hamas telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga Gaza, dengan banyak yang kehilangan tempat tinggal dan akses ke layanan dasar. Bantuan kemanusiaan yang masuk tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan semua warga, sehingga diperlukan upaya lebih besar dari komunitas internasional untuk membantu mereka yang terdampak.
Selain itu, serangan terus-menerus di Gaza menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur, termasuk rumah sakit dan sekolah, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah tersebut. Warga Gaza, terutama anak-anak, menghadapi risiko kesehatan jangka panjang akibat kurangnya akses ke layanan medis dan nutrisi yang memadai.
Dalam situasi yang semakin memburuk ini, WHO dan organisasi kemanusiaan lainnya terus berupaya menarik perhatian dunia terhadap penderitaan warga Gaza dan pentingnya bantuan segera untuk meringankan krisis kemanusiaan yang mereka hadapi. Komunitas internasional diharapkan dapat memberikan dukungan lebih besar dan mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.